Sabtu, 07 Mei 2011

so serius

astaga, setelah baca posting gw sebelum"nya kok gw lebih sering nulis yang serius serius ya,, dari pada so serius gini, gw akan tulis perbincangan konyol gw dengan salah satu adik gw Farraz Nazwa Ramadhan yang baru menginjak kelas 2 sedolah dasar ini.


gw            : de, aku punya tebak tebakan nih?

farraz        : apaaa? *sambil baca buku tebak"an yang dibelinya disekolah.

gw            : hmm,,,, Mpok,, mpooook apaa yang warnanya kuning.?

farraz        : Mpok ebot,  * jawab ade gw polos

(mpok ebot adalah orang yang suka bantu-bantu pekerjaan rumah di kediaman gw, kayak ngepel dll.)


farraz       : hmm,, *dengan gaya mikir anak kelas dua SD.
                 nggak tau aku,, *sambil ngebet" buku tebak-tebakan berharap ada tebakan gw tertulis disitu.

gw           :  beneraaan nih nggak tau,,,
                   yaudah, aku kasih tau deh,,, jawabanya = Mpoooo.....

farraz       : aku tauu,, *potong ade gw disela jawaban gw.
                 Mpoook apa yang warnanya kuning kan? *tanya ade gw mengulang tebak-tebakan tadi.

gw           : emang apaaa? *tanya gw ngeledek.

farraz       : MPOOOKsiiang. *jawab ade gw yang dimaksud dia adalah kata PISANG. maksa bangeet:D

gw           : ................ *cuma diem bingung terus ketawa terbahak bahak sambil guling guling setelah tau yang dia maksud adalah plesetan dari kata PISANG. wkwkwkwkkk,,,

farraz       : emang apa jawabanya? *tanya ade gw bingung.

gw           : MPOOKbob squaerpants. :p

farraz       : ............. *diem #mungkin dalem hatinya bilang kalo gw itu maksa banget. sama persis apa yang gw pikirin pas ade gw jawab MPOKsiiang itu.

musisi jalanan




kenapa gw sebut musisi jalanan, mungkin itu sebuah penghargaan dari diri gw buat orang-orang yang mencari nafkah lewat suaranya. yang kita kenal dengan "pengamen". cuma itu yang bisa gw lakukan terhadap mereka-mereka itu. yang paling mirisnya lagi musisi jalanan itu sering disalah artikan sebagai pengemis. dan gw nggak suka dengan kata-kata pengemis. dan gw setuju dengan pemerintah tentang melarang memberi uang terhadap pengemis. sebenernya sih setuju nggak setuju siih,, cz, kalau pengemisnya itu dari postur tubuhnya tidak memungkinkan untuk bekerja gw lebih milih untuk memberikan senyuman yang mengandung arti "lw sehat bro, kenapa nggak gunain tenaga lw ini buat melakukan pekerjaan yang menghasilkan duit, bukannya mengamen lebih terhormat dibandingkan lw kayak gini". mungkin sebagian orang akan berbeda pendapat dari gw, mereka pasti menghujat gw dengan

melayangkan pertanyaan balik, "dia kayak gitu, bukan kemauannya? dia kayak gitu karna kondisi yang membuatnya seperti itu. intinya terpaksa. karna tidak ada yang membutuhkan tenaganya."
okeeeee, sepakat, gw juga sepakat akan hal itu, setiiiiiiidaknya, banyak hal yang bisa dilakukan selain mengemis,  ya nggak?
oke!!, cukup untuk membahas pengemis dan kenapa dia mengemis. karna ujung ujungnya bakal terpojok dengan jawaban  kendala ekonomi, terpaksa dll.   tapi yang jelas, gw lebih menghargai musisi jalanan yang belum terlalu mendapatkan sarana untuk menyalurkan bakatnya itu. dibandingkan dengan mengemis. ngomong-ngomong soal musisi jalanan ini, malam ini tepatnya malam minggu, gw keluar dengan motor gw menuju tempat dimana ada makanan yang membuat perut kenyang. akhirnya gw memilih untuk memarkirkan motor gw di salah satu cafe di  daerah pamulang yang menyediakan  menu roti bakar, yang menurut gw jika makan itu, tidak membuat gw terlalu kenyang dan akhirnya ngantuk. dan lw tau akibatnya apaaaa kalau udah ngantuk sambil bawa motor.? sumpah horror, gw nggak berani ngebayanginnya,,:(         15 menit berlalu, perempuan setengah baya mnenghampiri gw dengan nampah yang diatasnya terdapat roti bakar yang gw pesan plus capuchinno hangat. dan 5 menit berselang ada bapak-bapak yang umurnya kira" sudah 50thn-an datang dengan gitar yang tergantung dibadannya dan satu orang anak kecil kira" umur 8 thn yang melakukan tugas menghampiri orang yang akan memberikannya uang receh. di saat mereka melantunkan sebuah lagu, banyak oarang yang tidak memperdulikan dua orang musisi jalanan itu. yang menurut gw dengan sebutan memandang sebelah mata. mereka sadar akan kedatangan kedua musisi itu, dan ironinya mereka seakan-akan tidak melihatnya. dan itu sangat tidak etis sekali. disisilain bapak itu melantunkan lagunya sambil tersenyum lebar agar orang disekitarnya merasa aman(tidak terancam) akan kedatanganya. namun kenyataannya tidak ada yang membalas sedikitpun senyuman musisi itu. sampai bapak itu menoleh kearahku baru dia mendapatkan apa yang saya pelajari di kampus tentang komunikasi. yaitu feedback. akupun membalasnya dengan senyuman dibarengin dengan mata yang tersenyum juga. akhirnya satu lagu selesai dinyayikan oleh musisi itu tetapi orang sekelilingnya tidak ada satupun yang inisiatif memberikan sedikit uang untuknya, sampai anak kecil menghampiri meja makan yang diduduki orang - orang secara satu persatu. ada sepasang anak muda kelihatannya mereka berpacaran, dan musisi kecil ini menghampirinya. Botol aqua pelastik yang disodorinya dengan tangan kanannya itu sudah mewakili perkataan untuk meminta sedikit penghargaan yang sudah didendangkannya. selang 1 menit pasangan itu tidak juga mengeluarkan sepersenpun dari kantongnya. namun beberapa detik setelah itu sang cowo mengeluarkan uang receh dari kantungnya dengan mengerutkan dahi dan mensipitkan matanya, yang jelas tergambarkan bahwa si cowo ini terpaksa memberikan uangnya. mungkin si cowo gengsi terhadap pasangannya yang iya cintai. tapi its oke, setidaknya mereka menghargai jerih payah si musisi itu. dan si musisi kecil itu berlanjut kemeja-meja berikutnya, bahkan ada yang tidak memberikan sepersenpun kepada musisi itu, dan tiba si musisi kecil itu datang kemejaku sambil tersenyum dengan menyodorkan gelas aqua pelastik yang sudah terisi setengah dengan uang. dan sayapun ikut berpartisipasi untuk memberi beberapa penghargaan lagi terhadap musisi itu selain dengan senyuman tadi.
 -- liat gambar disamping kan? mungkin dari kabanyakan kita tidak memperdulikan uang receh yang terhambur-hambur di lantai rumah kita. tapi bagi mereka musisi jalanan, ini sangat berharga, jadi jangan alihkan pandangan kalian jika datang musisi jalanan di depan kalian. kita nggak akan sampe jatoh miskin kok kalau cuma memberikan 500 atau 1000 ke mereka. mungkin jika kalian beruntung. kalian akan dapet bonus doa dari pengamen yang senang diberikannya penghargaan berupa uang "receh" itu. sedikiit cerita, saya pernah jalan kesuatu tampat kemudian datang lengkap dengan gitarnya. awalnya cuma ingin memberikan sedikit rejeki yang saya dapet pada waktu itu, dan you know that, gw mendapatkan bonus itu, tiba" si musisi jalanan itu mendoakan saya penuh dengan rasa tulus. dan saya tidak menduga itu, saya cuma bisa mengucapkan kata amin. dan itu membuat saya lebih merasa ada suntikan semangat yang bisa saya manfaatkan dihari itu. jadi jangan lihat musisi jalanan itu dengan sebelah mata. jangan lihat musisi jalanan itu sebagai ancaman, tapi lihat bakatnya, lihatsisi positifnya. pasti jika melihat dari sisi itu, secara tidak langsung senyuman terlahir dari pemikiran yang positif.

Senin, 02 Mei 2011

i love accoustic


Beberapa hari ini saya tidak henti mendengarkan Demi Lovanto -This Is Me  . Sebuah lagu Pop accoustic, dan entah apa lagi.. Sebuah band atau solo yang senantiasa membuat saya jatuh cinta. Mereka bernyanyi dalam bahasa yang tidak saya mengerti. Namun dengan pemahaman saya sendiri saya dapat menikmati musik dan harmonisasi yang mereka buat.
Memang inilah keajaiban musik, emosi yang disampaikan begitu merasuk dalam saya. Entah bagaimana caranya, karena secara lirik saya sama sekali tidak mengerti! namun setelah bertanya dengan om google translate sedikit agak tau apa yang disampaikan. Mungkin aja ketika saya ikuti alunan nada accoustiknya ternyata mereka lagi ngomongin dirinya sendiri? Saya sungguh heran.. Bagaimana ini semua bisa terjadi dan membuat saya sendiri merinding tiap kali mendengarkan lagu lagu yang berbau accoustic
Sama hal nya mungkin dengan Avril Lavigne. Berapa banyak sih orang yang ngerti apa yang dinyanyiin sama dia? Tapi kita sebagai yang denger bisa ikut merasa sedih, merasa galau, dan merasa bahagia. Coba kalian tanya sendiri sama diri kalian kenapa bisa sampai begini?
Semua hal ini tidak memerlukan penjelasan dan jawaban, yang kita perlukan adalah kita mengerti akan diri kita sendiri dan semua emosi yang tertumpah ketika kita menyerah pada harmonisasi nada. Menyerahlah kepada itu semua. Maka dengan perasaan nihil kita akan menjadi orang yang sangat terbuka.
Kenikmatan yang tertinggi adalah ketika kita melepas semua persepsi tentang apa yang baik dan tidak sesuai. Kadang pemahaman kita akan sesuatu yang sering menjebak kita hingga kita menutup diri untuk hal hal baru diluar kebiasaan kita. Kita menjadi korban atas kepicikan pikiran kita sendiri.
Namun cobalah berjalan ke tempat yang tidak kita mengerti. Sebuah keadaan dimana kita tidak tahu apa apa. Tempat dimana kita adalah nol. Maka dari situ kita bisa berjalan tanpa arah. Tanpa akhir yang bisa ditebak..